Selasa, 11 Mei 2010

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Manusia hidup di dunia ini pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Kenapa demikian, karena manusia selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk hidup bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks individual, sosial ataupun teologis. Menjalani kehidupan ini merupakan kewajiban yang sifatnya mutlak.



Bila kita menolak misalnya, kemudian mengambil clurit, mengayunkannya ke leher kita, maka tunailah kewajiban, Tapi celakanya hal itu tidak dibenarkan oleh ajaran agama dan dikatagorikan sebagai perbuatan dosa. Nah apa hendak dikata ? Mengingat menjalani kehidupan ini merupakan kewajiban yang sifatnya mutlak, maka buntutnya kita dituntut bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban mutlak tersebut, sehingga dapat kita simpulkan bahwa hakikat hidup ini adalah bertanggung jawab.



INDIVIDUAL, SOSIAL DAN MAHKLUK TUHAN

Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri ( keseimbangan jasmani dan rohani ) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya ( sebagai penciptanya ). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat dari keyakinannya terhadap suatu nilai. Sedangkan dalam konteks sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai nilai selera sendiri. Nilai nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggung jawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disepakati bersama.

Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai nilai. Dalam hal ini terutama keyakinannya terhadap nilai nilai yang bersumber dari ajaran agama. Manusia bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya.

TANGGUNG JAWAB ADALAH KEBERANIAN

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai nilai yang berlaku.



KEWAJIBAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, namun dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab manusia dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Setiap keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu. Status dan peranan juga menentukan kewajiban seseorang.

Ada dua bagian atau dua kewajiban yang berbeda, yang pertama yaitu kewajiban terbatas, adalah kewajiban yang tanggung jawabnya diberlakukan kepada setiap orang, sama, tidak dibeda bedakan. Contohnya undang undang larangan mencuri, membunuh, yang konsekuensinya tentu diberlakukan hukuman atas perbuatan tersebut. Kemudian yang kedua yaitu kewajiban tidak terbatas, adalah kewajiban yang tanggung jawabnya berlaku juga untuk semua orang. Namun tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti berbuat keadilan dan kebajikan.



BELAJAR DARI KISAH NYATA

Seorang kawan berkisah, pulang kantor dia naik becak menuju rumahnya. Di tengah perjalanan, datang bus dari arah yang berlawanan, dan si pengemudi becak tidak sudi menepikan becaknya, sedangkan sopir bus tidak peduli adanya becak di depannya. Sama sama show of power, pamer kekuasaan serta penafsiran hak dan tanggung jawab. Alhasil, termotivasi semangat kawan kami, tanpa pikir tujuh kali, langsung loncat dari becak yang ditumpanginya.

Bus berhenti, becak berhenti, dan berhamburanlah bentakan pengemudi becak ditujukan kepada kawan kami ( bukan kepada sopir bus ) : ” Bapak ini bagaimana sih, kok loncat !! Kenapa takut ? Pokoknya kalau terjadi apa apa pada Bapak, saya yang tanggung jawab!” Mendengar bentakan tersebut, hilang seluruh rasa sakit kawan kami akibat tangannya yang lecet, berganti dengan amarah sampai ke leher. Persetan dengan tanggung jawabmu. Kalau aku ketubruk dan mampus gara gara ulahmu, lantas bagaimana caramu bertanggung jawab. Enak saja ngomong tanggung jawab, ucap kawan kami dengan suara tersengal-sengal menahan marah.

Masih kisah kawan kami diatas, dia membeli rumah di salah satu perumahan real estate. Rumah tersebut belum bisa ditempatinya karena pompa airnya belum dibuat dan dipasang. Sementara kontrakan rumahnya yang dihuni sudah tinggal beberapa hari lagi. Pembuatan dan pemasangan pompa air dikerjakan oleh seorang tukang. Janjinya dalam lima hari pompa akan terpasang dan airnya keluar. Hitung punya hitung akhirnya janji tersebut diterima oleh kawan kami. Lepas lima hari, pompa belum juga terpasang. Si tukang meminta tambahan waktu tiga hari lagi dan kawan kami tidak bisa lain selain menerimanya.

Lewat tiga hari, pompa air yang dinanti nantikan belum juga menampakkan tanda tanda terpasang. Kawan kami mulai kesal dan menagih janji kepada si tukang dengan nada keras. Si tukang merasa dirinya bersalah dan berusaha menyabarkan kawan kami : ” Tenang Pak, pokoknya saya tanggung jawab. Pompa air Bapak, pasti saya kerjakan,” Terhentak kawan kami, jawaban si tukang air mengingatkannya kepada jawaban si pengemudi becak.



BAGAIMANA MENGARTIKAN TANGGUNG JAWAB

Bagaimana seharusnya mengartikan tanggung jawab ? Dalam kisah tukang becak diatas, tanggung jawab tukang becak ialah menjaga keselamatan penumpangnya sampai ke tujuan. Bukan mentang mentang merasa bertanggung jawab, selamat atau tidak pokoknya saya ( tukang becak ) yang bertanggung jawab. Dalam kasus tukang pompa air, tanggung jawabnya ialah memasang pompa dan air nya keluar, tepat pada waktu yang dijanjikannya. Bukan mentang mentang dia merasa memperoleh tugas, maka selesai tidak selesai pada waktunya, saya ( tukang pompa air ) yang bertanggung jawab. Demikianlah makna tanggung jawab menurut dan merujuk dari dua kisah diatas.

Sebaiknya kita tidak cepat dan serta merta tertawa membaca dua kisah kawan kami diatas. Mungkin konsep tanggung jawab si tukang becak dan si tukang pompa air tersebut diatas bukan hanya monopoli mereka. Tanggung jawab yang berarti : “ Saya yang menjawab, tanpa disertai konsekuensi”. Kalau sekedar urusan pompa air, akibatnya tidak besar ( tapi besar bagi kawan kami ). Kalau misalnya, kekacauan kehidupan dijawab oleh yang bertanggung jawab: “ Tenang pokoknya saya yang bertanggung jawab. Jangan menggugat asal menggugat, lakukan gugat yang bertanggung jawab”, pening kepala kita, Pokok tanpa cabang dan ranting, pokok tanpa ujung dan pangkal.

Problema utama yang dirasakan pada saat sekarang ini, berkaitan dengan masalah tanggung jawab, adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.


Manusia merupakan mahluk individual (pribadi), manusia juga mahluh sosial (berkmasyarakat) dan manusia juga merupakan mahluk pengabdi dalam batasan seorang hamba (religi) artinya adalah manusia itu sendiri sebagai mahluk tuhan. Jika ditinjau dari definisi manusia dari aspek tersebut diatas maka tidak akan terlepas peranan manusia di dunia ini yang mencakup ketiganya secara sederhana namun kompleks. Sehingga dari pernyataan dan definesi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar.

Aktor terhebat dengan karakteristik yang menjiwai peranannya dalam bermain sinetron didunia ini dengan skenario dan sutradara tuhan adalah manusia. Ketika manusia sudah menentukan peranannya sendiri baik secara langsung atau tidak langsung maka manusianya itu sendiri akan terikat oleh sebuah sistem permainan tuhan dan permasalahan yang tidak mudak, yaitu tanggung jawab.

Karena manusia pada hakikatnya adalah mahluk pembelajar, maka diperlukan sebuah kontrol sistem dalam sebuah pemainan karakter didunia ini, yaitu tanggung jawab. Tanggung jawab merupaka kesadaran akan setiap sikap dan tingkah laku yang telah dilakukan atau bahkan akan dilakukan, baik sengaja atau tidak di dalam dunia ini, baik secara personal, sosial hingga kejenjang yang lebih tinggi yaitu pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya.

Tanggung jawab merupakan aktualisasi dan perwujudan dari sikap sadar seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia melakukan suatu hal dengan resiko dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh obat – obatan maka tidak dapat dikatakan sebagai si tanggung jawab. Sadar memiliki pengertian tahu, pengertian dan ingat sehingga kesadaran dapat didefinisikan sebagai pengertian dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang benar baik terhadap sikap dan perbuatannya. Dimana kesadaran manusia sangat berkaitan erat denga hati dan pikiran yang terbuka dan mau menerima sejumlah informasi dan ilmu pengetahuan serta hal – hal yang benar.

Jika si manusianya tidak mau dan tidak dapat bertanggung jawab, maka si manusianya secara tidak langsung tidak sadar atau bukan manusia. Hanya saja perwujudan secara fisik tampak seperti manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar