Forum Betawi Rempug (FBR) adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang melintasi etnis Betawi di Jakarta, anggotanya biasanya berasal dari preman gapunya kerjaan ato gembel betawi yang mau cari duit tapi gamau repot,Dimana alokasi pemberdayaan warga asli (Betawi) kurang porposional sebab maklum aja orang betawi pendidikannya masih rendah, belom siap menghadapi kemajuan zaman, zaman yang disalahkan. FBR mulai jadi sorotan sejak kelompok ini menyerang anggota UPC (Konsorsium Rakyat Miskin Kota) di halaman kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, pada 2002.Saat itu anggota UPC meminta Komnas HAM mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatalkan aksi penggusuran terhadap masyarakat miskin kota. Tiba-tiba anggota FBR muncul dan menyerang rombongan UPC. Akibatnya, tiga orang mengalami luka-luka.
Ketua FBR adalah Fadloli El Muhir,merupakan preman sentral organisasi ini. Dia sempat masuk dalam kepengurusan Partai Demokrasi Indonesia pimpinan Soerjadi. Menjelang Pemilu 2004, Fadloli ikut membidani lahirnya Aliansi Penyelamat Indonesia bersama sejumlah tokoh politik dan bekas petinggi polisi. Sejumlah deklarator aliansi ini akhirnya menjadi anggota tim sukses pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.
Fadloli juga memiliki hubungan baik dengan keluarga bekas presiden Soeharto. Pondok pesantrennya di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur, mendapat sumbangan khusus dari keluarga Soeharto, dua tahun lalu. Untuk mengabadikannya, salah satu ruangan di pesantren putri itu diberinya nama Ruang Tien Soeharto untuk menjilat keluarga soeharto biar dikasi duit terus.
Sekjen FBR, Lutfi Hakim, mengakui adanya sumbangan dari keluarga Soeharto melalui Siti Hardijanti Indra Rukmana bagi pembangunan pesantren mereka.Tapi, sepanjang berdirinya, FBR telah mencari dana melalui pemalakan, pemerasan, pungutan liar kepada warung-warung di daerah mereka.
Fadloli akhirnya meninggal secara misterius meski secara kedokteran meninggal karena serangan jantung. mungkin karena diazab Yang Maha Kuasa.
Ketua FBR adalah Fadloli El Muhir,merupakan preman sentral organisasi ini. Dia sempat masuk dalam kepengurusan Partai Demokrasi Indonesia pimpinan Soerjadi. Menjelang Pemilu 2004, Fadloli ikut membidani lahirnya Aliansi Penyelamat Indonesia bersama sejumlah tokoh politik dan bekas petinggi polisi. Sejumlah deklarator aliansi ini akhirnya menjadi anggota tim sukses pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.
Fadloli juga memiliki hubungan baik dengan keluarga bekas presiden Soeharto. Pondok pesantrennya di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur, mendapat sumbangan khusus dari keluarga Soeharto, dua tahun lalu. Untuk mengabadikannya, salah satu ruangan di pesantren putri itu diberinya nama Ruang Tien Soeharto untuk menjilat keluarga soeharto biar dikasi duit terus.
Sekjen FBR, Lutfi Hakim, mengakui adanya sumbangan dari keluarga Soeharto melalui Siti Hardijanti Indra Rukmana bagi pembangunan pesantren mereka.Tapi, sepanjang berdirinya, FBR telah mencari dana melalui pemalakan, pemerasan, pungutan liar kepada warung-warung di daerah mereka.
Fadloli akhirnya meninggal secara misterius meski secara kedokteran meninggal karena serangan jantung. mungkin karena diazab Yang Maha Kuasa.
- Rusuh REMPOA akibat serangan FBR.
Bentrok antara anggota Forum Betawi Rempug dan warga Rempoa,meluas dan melibatkan tiga ormas lain, disesalkan banyak kalangan, terutama warga Rempoa, tempat di mana bentrokan ini terjadi. Kekerasan yang tak perlu, karena dipicu hanya karena tersinggung, bendera yang dipersiapkan menyambut hari kelahiran, dicabut warga. Keributan jadi tersulut, karena warga FBR yakin, yang mencabut bendera mereka bukan warga biasa, tapi anggota ormas lain.
Dalam peristiwa ini, 32 orang anggota ormas yang terlibat keributan dibawa malam itu juga. Bersama mereka, polisi menyita belasan senjata tajam yang menurut polisi dirampas dari tangan para anggota ormas yang terlibat. Keesokan harinya, dari 32 orang yang ditangkap, 30 orang diantaranya ditetapkan sebagai tersangka, 23 orang dari mereka ditahan, sedang tujuh orang lainnya dilepas dengan status wajib lapor.
Bentrok yang melibatkan empat ormas di Jakarta ini, disesalkan banyak kalangan, apalagi karena persoalan sepele. Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane menilai, terjadinya peristiwa Sabtu malam ini, bukti intelejen polisi di Jakarta tidak berjalan baik, sehingga potensi konflik yang ada tidak terbaca. Padahal pemerintah sudah memberi anggaran tinggi untuk mendukung kerja polri, 27 triliyun rupiah lebih.Haji Mahmud, warga Rempoa, tempat di mana bentrokan terjadi, mengaku ia dan keluarga terus dilanda kecemasan sejak peristiwa itu. Iapun tak mengerti, mengapa truk dan Metromini miliknya ikut dirusak, padahal ia tak pernah terlibat masalah dengan ormas-ormas itu.
Demikian juga dengan Prastawaningsih. Wanita asli Betawi inipun tak habis fikir, sampai ikut diserang oleh organisasi massa yang mengaku mewadahi kalangan Betawi.
Dua hari setelah kejadian, difasilitasi Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Timur Pradopo, empat ormas yang terlibat pertikaian, FBR, Forkabi, Kembang Latar dan Pemuda Pancasila, melakukan pertemuan dan kesepakatan berdamai.Pimpinan keempat ormas, akhirnya menyatakan berdamai. Mereka sepakat untuk sama-sama meredam potensi konflik dan akan mendinginkan suasana di bawah, seraya mengimbau anggota masing-masing, tidak mudah terprovokasi.
Dalam peristiwa ini, 32 orang anggota ormas yang terlibat keributan dibawa malam itu juga. Bersama mereka, polisi menyita belasan senjata tajam yang menurut polisi dirampas dari tangan para anggota ormas yang terlibat. Keesokan harinya, dari 32 orang yang ditangkap, 30 orang diantaranya ditetapkan sebagai tersangka, 23 orang dari mereka ditahan, sedang tujuh orang lainnya dilepas dengan status wajib lapor.
Bentrok yang melibatkan empat ormas di Jakarta ini, disesalkan banyak kalangan, apalagi karena persoalan sepele. Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane menilai, terjadinya peristiwa Sabtu malam ini, bukti intelejen polisi di Jakarta tidak berjalan baik, sehingga potensi konflik yang ada tidak terbaca. Padahal pemerintah sudah memberi anggaran tinggi untuk mendukung kerja polri, 27 triliyun rupiah lebih.Haji Mahmud, warga Rempoa, tempat di mana bentrokan terjadi, mengaku ia dan keluarga terus dilanda kecemasan sejak peristiwa itu. Iapun tak mengerti, mengapa truk dan Metromini miliknya ikut dirusak, padahal ia tak pernah terlibat masalah dengan ormas-ormas itu.
Demikian juga dengan Prastawaningsih. Wanita asli Betawi inipun tak habis fikir, sampai ikut diserang oleh organisasi massa yang mengaku mewadahi kalangan Betawi.
Dua hari setelah kejadian, difasilitasi Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Timur Pradopo, empat ormas yang terlibat pertikaian, FBR, Forkabi, Kembang Latar dan Pemuda Pancasila, melakukan pertemuan dan kesepakatan berdamai.Pimpinan keempat ormas, akhirnya menyatakan berdamai. Mereka sepakat untuk sama-sama meredam potensi konflik dan akan mendinginkan suasana di bawah, seraya mengimbau anggota masing-masing, tidak mudah terprovokasi.
- FBR pergi,REMPOA mulai pulih.
Massa Forum Betawi Rempug atau FBR bergerak ke Kebayoran Lama atau tepatnya sebelum perlintasan kereta api. Situasi pun terpantau sudah normal kembali.
"Massa FBR sekarang kumpul di sekitar Kebayoran Lama, tapi situasi masih normal," ujar Petugas Jaga Polsek Kebayoran Lama Briptu Sukardi.Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Patricia, warga Rempoa, Bintaro. Kondisi di sekitar lingkungan rumahnya sampai dengan berita ini diturunkan sudah normal kembali. Akan tetapi, para warga belum berani keluar rumahnya masing-masing. "Sudah normal lagi sekarang," ungkapnya.
Sebelumnya, Jalan Rempoa, Bintaro, macet total. Konvoi massa FBR berujung bentrok dengan komunitas Betawi Kembang Latar. Massa FBR saling berhadapan dengan massa Kembang Latar. Berdasarkan informasi yang beredar, kedua kubu akan mendatangkan massa lebih banyak lagi.
Akibat bentrok dua kelompok komunitas Betawi itu, semua kendaraan dari berbagai arah menuju Bintaro mengalami kemacetan parah. Suasana menjadi bertambah ngeri karena di Jalan Pahlawan, tak jauh dari kawasan Bintaro, listrik dipadamkan.
"Massa FBR sekarang kumpul di sekitar Kebayoran Lama, tapi situasi masih normal," ujar Petugas Jaga Polsek Kebayoran Lama Briptu Sukardi.Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Patricia, warga Rempoa, Bintaro. Kondisi di sekitar lingkungan rumahnya sampai dengan berita ini diturunkan sudah normal kembali. Akan tetapi, para warga belum berani keluar rumahnya masing-masing. "Sudah normal lagi sekarang," ungkapnya.
Sebelumnya, Jalan Rempoa, Bintaro, macet total. Konvoi massa FBR berujung bentrok dengan komunitas Betawi Kembang Latar. Massa FBR saling berhadapan dengan massa Kembang Latar. Berdasarkan informasi yang beredar, kedua kubu akan mendatangkan massa lebih banyak lagi.
Akibat bentrok dua kelompok komunitas Betawi itu, semua kendaraan dari berbagai arah menuju Bintaro mengalami kemacetan parah. Suasana menjadi bertambah ngeri karena di Jalan Pahlawan, tak jauh dari kawasan Bintaro, listrik dipadamkan.
neng maap nih ane bukannya so.
BalasHapustapi ane cuma minta tolong, pengertian FBR tolong dirubah sedikit, soalnya saya sebagai warga betawi merasa tersinggung atas kata" neng diatas.
saran dari ane :
kalo nulis kata" diblog jangan asal neng, soalnya blog dilihat oleh semua terimakasih
Yang ditulis neng Riyan itu berdasar keadaan di lapangan dalam suasana tertentu, semacam potret sebuah peristiwa yang terjadi. begitu kira kira.
BalasHapusYang ditulis neng Riyan itu berdasar keadaan di lapangan dalam suasana tertentu, semacam potret sebuah peristiwa yang terjadi. begitu kira kira.
BalasHapus